Extending the Theory of Planned Behavior

The role of Moral Judgment, Moral Norm, and Habit Strength

Norma Subjektif

leave a comment »

Norma subjektif adalah persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen,1988). Dalam model theory of reasoned action dan theory of planned behavior, norma subjektif adalah fungsi dari normative beliefs, yang mewakili persepsi mengenai preferensi signficant others mengenai apakah perilaku tersebut harus dilakukan. Model ini mengkuantifikasi beliefs ini dengan mengalikan kemungkinan subjektif seorang significant other (disebut referent) berpikir bahwa seseorang harus melaksanakan perilaku tersebut dengan motivasi seseorang untuk mengikuti (motivation to comply) apa yang ingin dilakukan oleh referent. Hasil dari perkalian ini dijumlahkan sesuai dengan jumlah referent yang ada. Hubungan norma subjektif dengan normative beliefs dan motivation to comply dapat dinyatakan secara aljabar sebagai berikut,

SN = ∑nimi

di mana ni adalah normative belief, bahwa referent i berpikir seseorang harus melaksanakan perilaku yang berkaitan, mi adalah motivasi untuk mengikuti harapan referent i (motivation to comply).

Pembagian antara sikap dan norma subjektif yang dilakukan oleh Fishbein dan Ajzen sepertinya dilakukan berdasarkan kesepakatan. Miniard dan Cohen (seperti dikemukakan dalam Eagly & Chaiken, 1993) berargumentasi bahwa persepsi mengenai dampak perilaku seseorang terhadap orang lain dapat dinyatakan baik sebagai (a) behavioral belief (contohnya, membeli kue cubit akan membuat adik saya senang) maupun (b) normative belief (contohnya, adik saya berharap saya membeli kue cubit). Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika ada kebingungan antara aspek sikap dan normatif dalam model. Hal tersebut terkadang menimbulkan masalah statistik (yaitu multicollinearity) jika kedua sikap dan norma subjektif dimasukkan ke dalam persamaan regresi secara bersamaan untuk memprediksi intensi. Jika terdapat multicollinearity, sikap dan norma subjektif berkorelasi sehingga varians intensi yang dijelaskan oleh sikap juga dijelaskan oleh norma subjektif.

Salah satu pemecahan dari masalah ini adalah mewakili preferensi orang lain mengenai perilaku seseorang sebagai behavioral beliefs daripada normative beliefs. Pemecahan ini menempatkan reaksi orang lain (dalam hal ini norma subjektif) sebagai sikap terhadap perilaku. Bagaimanapun, Fishbein dan rekan-rekannya tetap memilih untuk memisahkan sikap dan norma subjektif untuk memprediksi intensi. Fishbein dan rekan-rekannya menggunakan fitur klasik psikologi sosial dan kepribadian untuk mempertahankan posisi mereka, yaitu determinan perilaku sosial ada dua. Dua determinan tersebutadalah atribut mengenai orang dan atribut mengenai lingkungan sosial. Dengan mempertahankan dikotomi ini dalam theory of reasoned action memungkinkan untuk menjawab berbagai pertanyaan penting mengenai pengaturan perilaku oleh sikap dibandingkan dengan pengaturan perilaku oleh norma, apakan perilaku seseorang lebih ditentukan oleh sikap atau norma.

Kembali ke Sikap
Lanjut ke Perceived Behavioral Control

Written by Aristogama

February 20, 2008 at 10:11 am

Leave a comment